Berita Terkini - Takjil Mengatakan bahwa Tahun #2019GantiKegiatan pembagian takjil bertuliskan #2019GantiPresiden selama bulan Ramadan dinilai politis. Jika semangatnya memang berbagi, bumbu politis tak perlu disertakan. Senada, pembagian sepeda oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi diminta dijelaskan kepada publik agar tak memicu kontroversi.

Berita Terkini - Isi kegiatan cabang takjil adalah # 2019 Pengganti Politik Konferensi Kepresidenan sekitar Ramadhan. Jika berbagi spiritual, bumbu politik tidak perlu dimasukkan. Demikian pula, Presiden Joko Widodo juga menyatakan bahwa distribusi sepeda dalam situasi penggunaan Jokowi telah dijelaskan kepada publik sebagai kontroversial.

Seperti yang kita semua tahu, pada Kamis (24/5) di lokasi Masjid Chedimutiya di Jakarta Pusat, banyak sukarelawan menandai Takjil dengan # 2019 Ganti Presiden secara gratis. Dalam rencananya, urusan akan dilakukan sekitar bulan Ramadhan.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memberikan takjil konten politik dengan tag # 2019GantiPresiden. JK juga menyebutkan bahwa bisnis bulan ini bukanlah sudut pandang etis, yaitu bulan suci Ramadhan.

Bacaannya tentang konten politik untuk memberi atau membantu selama Ramadan adalah operasi rahasia.

Di sisi lain, Presiden Joko Widodo alias Jokowi sering menang dalam bentuk sepeda komunitas tentang masalah ini.

Presiden Rahmat Subagja Jokowi dari panitia pemantau pemilu berusaha tidak berbagi sepeda selama kampanye. Meskipun, pengaturan sepeda tidak datang dari kampanye iklan.

Tidak seorang pun di Pelita Universitas Political Observing (UPH) Emrus Sihombing dapat mengambil alih gerakan politik seperti # 2019 RantiPresiden. Momentum Ramadhan tidak boleh melebihi hubungan dengan Tuhan.

Dia mengatakan: "Takjil masalah enggak harus dipertanyakan, tim bisbol terkait dengan baik dengan presiden, dan bulan Ramadhan ini adalah Dewa terbaik,"

Pada saat yang sama, Emrus mengevaluasi pekerjaan bersepeda Presiden Jokowi untuk sepeda sejak implementasi pertama. Ini bukan merupakan elemen dari kegiatan rahasia yang dilakukan oleh petahana.

Menurutnya, hanya sebagian orang mengasosiasikannya dengan urusan politik. Bahkan, tujuan distribusi sepeda akan digunakan oleh masyarakat untuk melindungi lingkungan.

Selain itu, Siti Zuluo, peneliti senior di Pusat Penelitian Politik dari Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), meminta Jokowi untuk tidak menerbitkan kebijakan semata-mata untuk kepentingan kegiatan rahasia.

"Jangan gunakan peluang yang sempit, program yang dirilis seharusnya tidak baik untuk tujuan, untuk menemukan suara komunitas, yang harus dihindari," katanya ketika dihadapkan pada

Menurutnya, pentingnya informasi atau program yang dikeluarkan oleh Jokowi, seperti sepeda, harus dijelaskan kepada publik. Tujuan ini tidak salah memahami konten komunitas atau politik.

Siti juga meminta Jokowi untuk tidak menggunakan kenyamanan dan uang negara untuk menyadap suara.

"Silakan bersantai negara. Uang negara ini tidak digunakan untuk menggali suara karena ini bukan waktu untuk pemilihan, jadi Jokowi dan Cavaliers telah menang bersama," katanya.

Untuk bekerja sama dengan Emrus, Siti juga menyarankan agar elit politik dapat menghindari penggalian suara karena masih ada waktu.

Dengan kata lain, urusan politik harus dihentikan sebelum gerakan itu diluncurkan secara resmi.