Tidak perlu dipungkiri lagi, heboh sepatu (khususnya basket)
sekarang ini bermula dari Michael Jordan dan Nike. Ketika keduanya bergabung
pada 1984 lalu, industri sneaker resmi berubah. Berkat rintisan Jordan dan Nike
itu, para bintang NBA sekarang (menular ke sepak bola dan cabang lain)
mendapatkan kontrak besar untuk memakai merek sepatu bergengsi.
Sulit dipercaya, kerja sama itu terjadi tidak sepenuh hati.
Waktu itu, menurut cerita majalah Kicks, Jordan aktif memakai Converse, dan
dalam hati berambisi menjadi juru bicara Adidas.
Pada 1984 itu, Nike memang belum kondang. Mereka sudah
berdiri 12 tahun, sudah punya reputasi hebat untuk sepatu lari. Hanya, untuk
basket, mereka masih tertinggal jauh. Produk andalan sudah ada, bernama Air
Force 1. Tapi, masih kalah populer dibanding merek lain. - Agen Bola Tangkas
Saat itu, Converse sudah mendominasi NBA selama 38 tahun.
Dari lima pemain First Team 1983-1985, empat di antaranya memakai Converse.
Mereka adalah Larry Bird, Magic Johnson, Isiah Thomas, dan Bernard King.
Satunya lagi, Kareem Abdul-Jabbar, memakai Adidas.
Nike pun menginginkan perubahan strategi. Mereka ingin fokus
ke satu pemain yang benar-benar dahsyat. Sonny Vaccaro, salah satu eksekutif
Nike, menyebut nama Michael Jordan.
Penyebutan nama itu cukup mengejutkan. Sebab, Jordan belum
masuk NBA, masih menjalani tahun keduanya di University of North Carolina.
Vaccaro tetap ngotot mengejar bocah ajaib tersebut.
Ketika Jordan, masih 21 tahun, memutuskan meninggalkan
kampus dan masuk NBA pada awal 1984, ternyata masih belum mudah bagi Nike untuk
mendapatkan tanda tangannya. - Agen Tangkas Terpercaya
Selama di North Carolina, Jordan nyaman memakai Converse.
Merek yang sama dia pakai saat membela tim Amerika Serikat di Olimpiade 1984.
Namun, dalam hati, Jordan ingin memakai Adidas, merek yang dia pakai selama SMA
Menurut Associated Press, Nike menyodorkan kontrak senilai
USD 2,5 juta, hampir sama dengan kontrak tahun pertamanya di NBA. Jordan belum
menerima begitu saja. Kalau Adidas mau menyamai angka itu, dia memilih Adidas.
Dasar takdir, Adidas menolak. Jordan pun pakai Nike, dan sejarah pun bergulir.
Sebenarnya, pada musim 1984-1985 itu, tak banyak yang
menyangka Jordan bakal menjadi pemain terbaik dalam sejarah. Chicago Bulls
sendiri tidak terlalu mengharapkan pemain bernomor jersey 23 tersebut, karena
mereka sebenarnya mengharapkan seorang center. - Bola Tangkas Online
“Dia pemain offensive yang hebat. Tapi, dia bukan pemain
offensive yang superhebat,” kata Rod Thorn, general manager Bulls kala itu,
seperti dilansir Chicago Tribune.
Pada musim perdana di NBA, 1984-1985, Jordan memakai Nike
Air Jordan 1. Secara teknologi, tidak ada yang spektakuler. Nike Air Force 1
jauh lebih canggih. Tapi, ada faktor X yang membuat sepatu ini legendaris, dan
Nike sangat pintar memanfaatkan peluang promosi.
Sepatu perdana Air Jordan 1 berwarna hitam merah. Meski
sesuai warna Bulls, sepatu itu sebenarnya melanggar aturan NBA. Setiap
bertanding, semua pemain dalam satu tim harus memakai sepatu dengan warna
senada. Kalau satu putih, lainnya putih.
Nah, Jordan memakai hitam saat yang lain pakai putih.
Ancaman pun datang dari NBA. Pelanggaran pertama akan dikenai denda USD 1.000.
Pelanggaran kedua dihukum USD 5.000. Pelanggaran ketiga adalah larangan
bermain. - Tangkas Online
Nike pun memaksa Jordan tetap memakai sepatu hitamnya dua
kali. Mereka berjanji kepada Bulls akan membayar semua denda. Setelah itu, Nike
mempromosikan Air Jordan 1 sebagai sepatu “terlarang.” Iklan televisi mereka
bermain di kisaran larangan dan denda tersebut.
Orang pun heboh. Ditambah performa Jordan yang spektakuler,
sepatu itu pun laris supermanis. Kabarnya, penjualan edisi perdana itu mencapai
USD 100 juta.
Sejak saat itu, setiap tahun, Air Jordan baru keluar. Hampir
setiap tahun ada inovasi baru. Nike bahkan mendirikan merek sendiri (Jordan
Brand), menjadikan merek itu sebagai merek premium (kelas atas). - Tangkas Terpercaya
Dan tahun lalu, edisi ke-23 (XX3) beredar. Meski Jordan
pensiun sejak 2003, sepatu itu tetap menjadi acuan utama kolektor dan penggemar
basket. Mungkin, sepatu tersebut bakal menjadi salah satu Air Jordan paling
populer dalam sejarah, berpotensi menyaingi popularitas seri pertama dan kedua.
Sebab, inilah signature shoe terakhir Michael Jordan. Sejak dulu, Jordan Brand
memang berencana mengakhiri seri tersebut di angka 23, angka keramat yang
dipakai Jordan selama berkiprah di NBA.
“Franchise Air Jordan berhasil menciptakan seri sepatu
paling diburu di dunia, sekaligus mengubah dunia basket selamanya,” kata
Charlie Denson, Nike brand president, seperti dikutip Associated Press. - Situs Bola Tangkas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar