Agen Bola Tangkas - Kekalahan calon gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama atau Ahok dari pesaingnya, Anies Baswedan, dalam ajang Pilkada DKI 2017
mengingatkan pada kondisi serupa yang dialami mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi
Bowo ketika berlaga untuk memperpanjang masa jabatannya sebagai gubernur di
Pilkada DKI 2012.
Pria yang akrab disapa Foke ini tidak berhasil menjabat
sebagai orang nomor satu di Ibu Kota selama dua periode. Dia mengalami
kekalahan pada Pilkada DKI 2012.
Fauzi Bowo dan Prijanto merupakan pasangan gubernur dan
wakil gubernur pertama hasil pemilihan langsung warga DKI Jakarta dalam
pilkada. Sebelumnya, Foke merupakan pendamping Sutiyoso sebagai Wakil Gubernur
DKI Jakarta. Sutiyoso dan Foke merupakan pasangan yang menang pada pemilihan
gubernur dan wakil gubernur di DPRD DKI Jakarta tahun 2002.
Agen Tangkas Terpercaya - Pada 16 Agustus 2007, pasangan Fauzi Bowo-Prijanto yang
didukung Partai Demokrat unggul dalam pilkada pertama langsung di Jakarta
melawan pesaingnya, Adang Daradjatun dan Dani Anwar dari PKS dengan 57,87% suara
pemilih. Fauzi Bowo pun menggantikan Sutiyoso sebagai Gubernur Jakarta periode
2007-2012 pada tanggal 7 Oktober 2007.
Namun, ketika Foke ingin memperpanjang jabatan Gubernur DKI
dalam dua periode, langkahnya terhenti di Pilkada DKI Jakarta 2012.
Pilkada DKI 2012 berlangsung dua putaran. Pada putaran
pertama, bersaing enam pasang cagub dan cawagub. Pasangan pertama, Fauzi Bowo
dan Nachrowi Ramli yang diusung tujuh partai.
Bola Tangkas Online - Pasangan kedua, Hendardji Soepandji dan Ahmad Riza Patria
yang maju melalui jalur independen. Ketiga, pasangan Joko Widodo dan Basuki
Tjahaja Purnama atau Ahok yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Gerindra.
Pasangan keempat, Hidayat Nur Hidayat dan Didik J Rachbini
yang diusung PKS. Pasangan kelima, Faisal dan Biem Triani Benjamin yang juga
maju melalui jalur independen. Pasangan terakhir adalah Alex Noerdin dan Nono
Sampono yang diusung 11 partai.
Pasangan Foke-Nachrowi dan Jokowi-Ahok berhasil melaju ke
Pilkada DKI 2012 putaran kedua dengan perolehan suara 34,05% dan 42,6%.
Tangkas Asia - Sementara, pada putaran kedua Pilkada DKI 2012,
Foke-Nachrowi harus mengakui elektabilitas Jokowi-Ahok dengan perolehan suara
46,18% dan 53,82%.
Namun, Jokowi menjabat sebagai orang nomor satu di Ibu kota
tidak sampai akhir masa jabatan. Pasalnya, dua tahun menjabat sebagai gubernur,
Jokowi mendapat mandat dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Sukarnoputri,
untuk maju dalam Pemilihan Presiden 2014.
Secara otomatis, Ahok yang menjabat sebagai Wagub DKI naik
pangkat menjadi Gubernur DKI dengan wakilnya Djarot Saiful Hidayat.
Tangkas Online - Sebagai petahana, Ahok-Djarot masih memiliki kesempatan
untuk melanjutkan kepemimpinannya di Ibu Kota. Keduanya pun mencalonkan diri
dalam Pilkada DKI 2017.
Pada Pilkada DKI 2017, Ahok-Djarot harus bersaing dengan dua
paslon lain, yakni Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies
Baswedan-Sandiaga Uno.
Berdasarkan perhitungan KPU DKI, dua paslon Ahok-Djarot dan
Anies-Sandi lolos ke putaran kedua Pilkada DKI. Ahok-Djarot meraih 42,99 persen
suara, sementara Anies-Sandiaga memperoleh 39,95 persen suara.
Tangkas Online - Namun, lagi-lagi pada Pilkada DKI 2017 putaran kedua, sang
petahana harus mengakui kemenangan pendatang baru. Anies-Sandi berhasil menang
dengan perolehan suara sekitar 60 persen.
Hasil hitung cepat Voxpol Center Reseach & Consulting
pada pukul 19.00 WIB dengan total suara sementara 100 persen Ahok-Djarot
memperoleh 40,6 persen, sedangkan Anies-Sandi memperoleh 59,4 persen suara.
Sementara hasil hitung cepat Saiful Mujani Research and
Consulting (SMRC) pada pukul 19.00 WIB, dengan total suara sementara 100 persen
Ahok-Djarot memperoleh 41,9 Persen dan Anies-Sandi memperoleh 58,1 Persen
Situs Bola Tangkas - Untuk hasil hitung cepat Charta Politika pada pukul 19.00
WIB dengan total suara sementara 100 persen, Ahok-Djarot mendapat 42,1 persen,
sementara Anies-Sandi memperoleh 57,9 persen.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus